Tips Bertani Untuk Pemuda

Beberapa tips bertani untuk pemuda – sachmudnews.com. Bidang pertanian, sebenarnya sebagai bidang tidak resmi yang paling mampu memuat tenaga kerja hampir tanpa batas paket. Luasnya lingkup bidang ini, membuat bidang pertanian jadi salah satu bidang yang dapat memuat tenaga kerja tanpa syarat khusus dan kwalifikasi pengajaran tertentu.

Semua kelompok bisa masuk ke bidang ini, asal mempunyai tekad kuat untuk berusaha keras. Bahkan juga di saat dunia diterpa wabah Covid berkelanjutan, cuma bidang pertanian yang tetap sanggup bertahan dan memberikan kontributor besar dalam ketahanan ekonomi warga. Karena keperluan akan produk pertanian malah terus akan bertambah di saat wabah. Ini jadi kesempatan untuk saiapa saja yang ingin dan sanggup memakainya.

Makin penyempitan tempat pertanian, terutamanya di pulau Jawa, bukan argumen tidak untuk ‘terjun’ ke bidang ini, karena pertanian tidak hanya terbatas pada usaha tani atau budidaya semata-mata, tetapi juga mencakup faktor mekanisasi atau pengadaan beberapa alat pertanian, agribisnis atau marketing hasil pertanian, pemrosesan hasil pertanian, penangkaran bibit atau benih, dan ada banyak faktor yang lain semua menjadi kesempatan untuk siapa untuk menekuninya.

Tempat yang terbatas sebetulnya tidak berarti tidak dapat lakukan aktivitas usaha tani, system hidroponik, aquaponik, Tabulampot (tanam buah dalam pot), Tasalamkar (tanam sayur dalam karung), vertikultur, ialah beberapa alternative budidaya pada tempat terbatas.

Keperluan alat pertanian baik yang tradisionil (manual) atau kekinian (automatis) yang makin bertambah, buka kesempatan peresapan tenaga kerja di bagian produksi atau disitribusi lata dan mesin pertanian (alsintan). Demikian pula keinginan customer akan beragam produk pangan olahan, pada akhirnya buka kesempatan kerja di bagian pemrosesan hasil pertanian.

Bibit atau benih sebagai elemen khusus dalam budidaya pertanian, buka kesempatan untuk warga menjadi penangkar bibit atau benih. Bertambahnya keperluan bibit dan benih untuk memberikan dukungan beragam program peningkatan komoditi pertanian, jadi kesempatan usaha untuk mereka yang tidak mempunyai tempat pertanian yang luas, karena untuk usaha penangkaran bibit dan benih rasio kecil atau menengah, tidak memerlukan tempat yang luas.

Tiap petani tentu ingin hasil pertanian mereka dapat teresap oleh pasar, dan ini buka kesempatan usaha menjadi pebisnis hasil pertanian yang sanggup mempernyerap beberapa ribu tenaga kerja, dimulai dari jadi pedagang pengumpul, pedagang kecamatan, kebupaten, propinsi bahkan ke aktor usaha export hasil pertanian. Sampah pertanian yang sejauh ini hampir belum termanfaatkan, bisa juga mejadi kesempatan usaha untuk mereka yang sejauh ini mengeluh susahnya memperoleh lapangan pekerjaan.

Dengin sedikit ketrampilan memproses sampah pertanian jadi pupuk organik padat seperti pupuk kandang, kompos dan bokashi, sampah pertanian itu menjadi ‘tambang’ untuk menyuap rupiah. Bila sampah pertanian itu selanjutnya dibuat jadi pupuk organik cair, nilai ekonomisnya akan bertambah seringkali lipat, apa lagi keinginan akan pupuk organik sekarang ini semakian bertambah bersamaan dengan peristiwa atau trend pertanian organik.

Tidak mempunyai tempat? Itu tidak berarti tidak dapat lakukan aktivitas di bidang pertanian. Usaha pemrosesan hasil pertanian seperti pembikinan keripik, dodol buah, sirup, sauce, manisan dan lain-lain ialah kesempatan usaha di bagian pemrosesan hasil pertanian yang tidak memerlukan tempat luas, bisa dilaksanakan di dalam rumah sendiri.

Kita bisa menyaksikan banyak contoh beberapa orang tua yang sukses menyekolahkan atau menguliahkan anak-anak mereka dari usaha home industry pemrosesan hasil pertanian yang mereka jalani. Maknanya kesempatan usaha di bagian pemrosesan hasil ini, seuah kesempatan untuk mencapai kesuksesan, dan kesempatan itu terus akan terbuka saat lagi ada tekad untuk mengawalinya.

Baca Juga : Tips Gemar Bertani

Tips Bertani Untuk Pemuda dan Kesempatan untuk pemuda ketika wabah Covid

Menyaksikan besarnya kesempatan usaha di bidang pertanian, pemerintahan lewat Kementerian Pertanian terus berusaha ‘menggaet’ kelompok muda untuk ingin bekerja dan berwiraswasta di bagian pertanian. Tenaga kerja di bagian pertanian saat ini dikuasai umur tua. Karena umur muda lebih suka bekerja di industri yang gajinya lebih tentu daripada pertanian. Disamping itu, tugas di industri lebih berprestise tak perlu berpanas-panasan di atas lapangan yang hasilnya bergantung dari factor alam.

Data BPS tahun 2015 menulis, bidang pertanian lebih dikuasai petani dengan lanjut usia. Barisan petani umur di bawah 34 tahun cuma sejumlah 3,36 juta atau cuma 12,85%, dari keseluruhan 26,14 juta rumah tangga petani. Selebihnya sebagai petani dengan umur 34 tahun ke atas atau 87,14%. Sementara data lain mengatakan, umur petani Indonesia pada 2013 terdiri 61,8 % berumur lebih 45 tahun, 26 % berumur 35-44 tahun dan 12 % berumur kurang dari 35 tahun.

Rendahnya ketertarikan angkatan muda atau pemuda untuk terjun di dunia pertanian dtengarai karena ada anggapan salah yang sejauh ini berkembang dalam masyarakat , diantaranya :

  • Bekerja atau usaha di bagian pertanian untuk pemuda dipandang kalah ‘gengsi’ disbanding dengan jadi karyawan pemerintahan atau pegawai swasta. Keadaan ini membuat mereka berebutan untuk dapat masuk ke lapangan pekerjaan yang sebenarnya pelauangnya benar-benar terbatas itu.
  • Pendapatan sebagai petani dipandang tidak janjikan dan jamin masa datang mereka, hingga mereka malas untuk terjun sebagai petani.
  • Karier petani cuma tugas tidak resmi, jadi petani kerap dipandang bukan sebuah tugas.
  • Jadi petani dipandang tugas kasar yang setiap hari cuma bergulat dengan lumpur dan tanah, hingga ada anggapan jika jadi petani bukan tugas yang dapat dibanggakan.
  • Ada asumsi jika ussaha tani perlu modal yang besar, dan susah terhubung pendanaan dari bank atau instansi keuangan yang lain.
  • Ada asumsi jika bertani perlu tempat yang luas, hingga cuma mereka yang meiliki tempat luas yang dapat jalankan bisnis tani.

Walau sebenarnya anggapan itu benar-benar tidak betul, karena jadi di zaman tehnologi seperti sekarang ini, malah sebagai tugas yang prospeknya paling prospektif. Analisis usaha nyaris kesemua komoditi pertanian memperlihatkan jika bertani sebagai tipe usaha yang paling memberikan keuntungan disbandingkan dengan tugas yang lain. Begitu halnya luas tempat dan modal usaha, bukan hal yang penting jadi ‘momok’, karena ada banyak usaha pertanian yang tidak memerlukan modal besar dan tempat yang luas.

Ini telah ditunjukkan dengan seorang pemuda asal Bandung, Charlie Tjendapati, cukup dengan memperdalam usaha kangkung hidroponik pada tempat yang tidak demikian luas, ia sanggup raih beberapa puluh juta rupiah tiap bulannya. Contoh lain, Safriga yang dekat diundang Riega, petani muda dari daratan tinggi Gayo, Aceh tengah ini. Manfaatkan tempat lahan terlantar di teritori Pantan Terong, ia sanggup mengantongi juta-an rupiah dari usaha Kentang dan Kol organiknya.

Mengembangnya mekanisasi pertanian dengan kehadiran beragam alat pertanian kekinian, memberikan keringanan untuk jalankan bisnis tani. Tidak perlu buang-buang tenaga beberapa hari ditengah-tengah panas matahari untuk mengolah tempat pertanian, karena kehadiran alata mesin pertanian siap untuk gantikan tenaga manusia atau hewan. Ongkos yang dikeluarkan untuk pemrosesan tempat juga jadi lebih murah, sementara saat yang diperlukan mejadi lebih singkat.

Tingginya harga pupuk bisa juga diakali dengan membuat atau memproses pupuk organic sendiri yang bahan bakunya banyak di sekitar kita, bahkan juga beberapa ada secara gratis tak perlu beli, seperti sampah buah dan sayur di beberapa pasar, sisa-siasa tanaman di sawah, kotoran ternak dan lain-lain. Itu maknanya, tidak selama-lamanya menjalnkan usaha tani harus meiliki modal besar.

Kalaulah diperlukan modal usaha, sekarang kases perbankan telah banyak memberikan keringanan ke petani, lewat credit lunak KUR (Credit Usaha Tani) misalkan. Kontribusi fasilitas produksi dari lembaga berkaitan, saat ini banyak juga diprogramkan untuk menolong petani.

Pengetahuan dan ketrampilan usaha tani, saat ini juga gampang dijangkau petani, karena instansi penerangan pertanian telah menebar ke semua penjuru negeri, dan beberapa penyuluh pertanian siap lakukan pembimbingan, penerangan dan pengiringan setiap waktu. Info mengenai tehnologi budidaya pertanian, saat ini sangat gampang dijangkau kapan pun dan darimanakah saja, karena tehnologi info yang telah ‘menyusup’ sampai ke penjuru dusun.

Jadi saat ini kuncinya ialah tekad untuk berusaha keras, dan sosok-sosok pemuda lah yang diharap untuk tampil di muka lebih memajukan usaha pertanian ini., karena tenaga dan fisik mereka masih kuat. Sementara kemampuan dan ketrampilan di bagian pertanian dapat didapat sekalian jalankan bisnis tani, karena beragam keringanan telah ada.

Gengsi?, bukan zamannya kembali untuk menjaga gengsi, karena tuntutan keperluan terus membuntuti kehidupan, sementara lapangan pekerjaan resmi, kesempatannya makin menyempit. Lantas mengapa pemuda tidak ingin terjun jadi petani?, bukalah mata kita, lihatlah beberapa petani-petani muda yang sudah sukses dengan usaha mereka. Performa mereka tidak kalah kece dan trendi, kamana-mana memakai kendaraan eksklusif yang semua mereka dapatkan dari usaha tani yang mereka lakukan. Terus kita masih tetap berpangku tangan, mengharap satu ketika akan memperoleh tugas sama sesuai mimpi kita?, jika itu yang terjadi, karena itu mimpi tetap jadi mimpi, tidak pernah kesampaian.

Pandanglah di sekitar kita, banyak sekali tempat pertanian yang belum digunakan dengan maksimal, atau liriklah pelataran rumah kita dapat digunakan untuk usaha tani hidroponik misalkan. Mengapa kita tidak terdorong untuk mengawalinya?, sementara keperluan sandang, pangan dan papan terus ‘membuntuti’ kehidupan kita. Bagaiman kita akan penuhi seluruh keperluan itu, jika kita tidak ingin mengubah ‘jalan hidup’ kita sendiri. Dan usaha pertanian pada baris mana saja (budidaya, mekanisasi, pemrosesan hasil, marketing hasil) ialah kesempatan terbuka yang menunggu aksi beberapa pemuda.

Begitupun melimpahnya hasil pertanian, menanti aksi tangan-tangan trampil pemuda untuk memprosesnya jadi produk buatan yang semakin tinggi nilai ekonomisnya. Keperluan alsintan yang semaikin bertambah, memberikan kesempatan pemuda untuk meningkatkan kreasi dan pengembangan dengan membuat alat pertanian pas gunya yang sudah pasti menjadi kesempatan bisnis yang menggiurkan.

Usaha pertanian mamsih lebar terbuka untuk memberikan peluang untuk beberapa pemuda untuk beraksi disitu, apa lagi saat ini usaha pertanian dapat dilaksanakan lewat cara online, ini pasti jadi sebuah keringanan, karena tidak perlu buka ‘lapak’ berbentuk toko atau kios untuk pasarkan hasil pertanian. Dan semua dapat didalami secara mudah bersamaan dengan gampangnya terhubung tehnologi info.

Satu perihal yang perlu dikenang oleh beberapa pemuda kita, satu saat mereka pasti masuk umur tua, di mana keproduktifan pribadinya akan makin turun, Jika di saat masuk umur tua itu, kita tidak mempunyai perbekalan yang cukup, menderita di periode tua, itu jadi pasti.

Menanti hadirnya ‘mukjizat’ berbentuk lapangan pekerjaan di bidang resmi, kemungkinan cuma sebuah mimpi, sementara kehidupan kita ialah riil. Karena itu dunia pertanian ialah opsi yang arif untuk mengawali usaha untuk pemuda-pemuda kita, karena dunia berikut terbanyak sediakan dan buka kesempatan kerja untuk beberapa pemuda.

Meninggalkan gengsi ‘semu’ kalian, karena gengsi yang sebenarnya ialah kita sanggup memperlihatkan kesuksesan yang kita capai dengan usaha keras kita. Dan salah satunya sukses yang relatif ‘mudah’ untuk dicapai dengan memperdalam usaha pertanian, tetapi jika tidak diawali dari saat ini, karena itu kita terus akan dalam mimpi dan angan-angan.

Wabah Covid yang dipandang seperti biang melorotnya ekonomi bangsa, malah menjadi spirit dan motivasi untuk pemuda untuk tampil jadi petani melenial atau agropreneur muda. Bila berharap tugas yang sesuai kemauan kita ialah sebuah kemustahilan, kenapa kita tidak coba ‘menembus’ kemustahilan itu melalui usaha tani.

Percayalah lewat usaha tani, beberapa pemuda akan sanggup jadi ‘pahlawan’ untuk dirinya dan untuk seseorang, terlebih di saat dunia tersuruk karena wabah sama seperti yang kita alami sekarang ini. Tidak boleh cuma mempersalahkan kondisi, karena masa datang kita berada di tangan kita, mari bangun beberapa pemuda, dunia pertanian yang prospektif masa datang cemerlang telah menantimu.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai tips bertani untuk pemuda. Semoga bermanfaat.

Simak Juga : Tips Sukses dalam Bertani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *